Nyi Mas Panguragan Sang Penyebar Agama Islam
Kabupaten Cirebon mempunyai beberapa tempat ziarah yang ramai di
kunjungi, salah satunya adalah makam Nyi Mas Ratu Gandasari atau Nyi Mas
Panguragan. Makam ini terletak di Desa Panguragan, Kecamatan
Arjawinangun, Cirebon dan merupakan sebuah komplek yang menempati lahan
tertutup seluas 5 x 5 m dengan ukuran makam 170 x 60 x 73 cm.Ada beberapa versi tentang tokoh Nyi Mas Ratu Gandasari :
1. Nyi Mas Ratu Gandasari dibawa ke Jawa sejak kecil dan diangkat anak oleh Ki Kuwu Cirebon atau Ki Ageng Selapandan, atau Pangeran Cakrabuana, yang masih keturunan Prabu Siliwangi, dan sebutan Nyi Mas Ratu Gandasari diberikan oleh Sunan Gunung Jati setelah menjadi muridnya.

Dalam sebuah sayembara yang diselenggarakan untuk mendapatkan jodoh, Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari dikalahkan oleh Syekh Magelung. Keduanya kemudian dijodohkan oleh Sunan Gunung Jati dan menjadi suami isteri.
Pertemuan keduanya terjadi saat Syekh Magelung yang dikenal juga sebagai Pangeran Soka, ditugaskan untuk berkeliling ke arah barat Cirebon. Pada saat ia baru saja selesai mempelajari tasawuf dari Sunan Gunung Jati, dan mendengar berita tentang sayembara Nyi Mas Gandasari yang sedang mencari pasangan hidupnya.
2. Kisah lain menyebutkan bahwa menurut penuturan masyarakat di sekitar makam Nyi Mas Gandasari di Panguragan, bahwa sesungguhnya Nyi Mas Gandasari berasal dari Aceh, adik dari Tubagus Pasei atau Fatahillah, putri dari Mahdar Ibrahim bin Abdul Ghafur bin Barkah Zainal Alim. Ketika kecil beliau diajak serta oleh Ki Ageng Selapandan dan diangkat sebagai anak, saat sepulangnya menunaikan ibadah haji ke Makkah.
3. Kisah lain menyebutkan bahwa Nyi Mas Gandasari, yang sebenarnya adalah putri Sultan Hud dari Kesultanan Basem Paseh (berdarah Timur Tengah), merupakan salah satu murid di pesantren Islam putri yang didirikan oleh Ki Ageng Selapandan.
Karena kecantikan dan kepandaiannya dalam ilmu bela diri, beliau telah berhasil menipu pangeran dari Rajagaluh, sebuah negara bawahan dari kerajaan Hindu Galuh-Pajajaran (yang kemudian menjadi raja dan bernama Prabu Cakraningrat).
Konon Cakraningrat tertarik untuk menjadikannya sebagai istri. Ia pun tak segan-segan mengajak Nyi Mas Ratu Gandasari berkeliling ke seluruh pelosok isi kerajaan, bahkan sampai dengan ke tempat-tempat yang amat rahasia. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Cakrabuana, orang tua angkat Nyi Mas Ratu Gandasari untuk kemudian menyerang Rajagaluh.
Makam Nyi Mas Ratu Gandasari
Makam Nyi Mas Ratu Gandasari ramai di kunjungi peziarah. Para peziarah tidak hanya dari daerah Cirebon, bahkan banyak dari luar daerah. Salah satu kegiatan rutin yang diadakan dan yang menjadi daya tarik adalah tradisi Haul Ngunjung Buyut Nyi Mas Gandasari. Ada mitos yang mengatakan, apabila warga di desa itu tidak hadir dalam acara perayaan Ngunjung Buyut Nyi Mas Gandasari akan tertimpa bahaya.